kau menjelma dari getah kerinduan
menggenangi dengan sorot cahaya redup
seutas mendung menengok rupa dan kuncup
sudut giginya meradang kabut
mengunyah seribu hujan
mereguk setetes terik
awan kelabu selimut hati
membakar kebisuan
mendidihkan tubuh
mengelupaskan raga
tanahmu bergoyang
menari bersama retakan gersang
debu jalanan mengepal
mengikuti pijaran api
yang menggeliat gundah
deburannya bergulingan
bersama kerikil ombak
meyakinkan kita untuk berlayar
tandabaca.com (januari 2007)
3 komentar:
berlayar dan mengapung
dihiasi ombak yang menggulung
bernafas dan tersesak
ditemani kabut asap
menangis dan menjerit
dalam retakan bumi
kau yang semakin tua dan renta
tetap sanggup terus berputar
dalam hias semu gemerlap dunia
dunia ni emang udah kacau, tapi yang kacau tu buminya apa para penguninya???????
wah bung, rupanya berlayar begitu sulit hingga lahirlah sebuah puisi..
angkat jangkarnya kapten
berlayar bersama
melepas kebisingan
aku ingin tergulung
dibawa pergi sang ombak
membiarkanmu bahagia
tanpa diriku
atau aku harus terbuai
dengan ketengan
yang dijanjikan kepulan asap
Posting Komentar